Rabu, 07 Maret 2012

Nasionalisme Dan Sepak Bola

Semalam dalam acara Indonesia Lawyer Club yang bertema "Mau Di Bawa ke Mana PSSI ?" seluruh rakyat Indonesia menyaksikan bagaimana sebenarnya kehancuran sepak bola bangsa saat ini. Sebuah ironi tersendiri bagi saya selaku pecinta sepakbola Indonesia, begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang secara spontan muncul dari hati. Bagaimana bisa seorang seperti Djihar Arifin bisa duduk sebagai ketua umum PSSI ?, saya kira manusia paling naif di sejarah PSSI adalah Nurdin Halid, ternyata saya salah, Djohar Arifin ternyata tak lebih dari seorang pengecut yang otak nya di kendalikan oleh oranglain.

Pada era Nurdin,memang kompetisi berjalan baik dengan ribuan bahkan puluhan ribu penonton memadati stadion untuk menyaksikan kompetisi paling bergengsi Indonesia Super League, mesi tak jarang terjadi rusuh atau kecerobohan panitia yang membuat laga harus di tunda atau  di pindahkan, Namun di balik itu semua ternyata ISL menempati rank 8 di Asia dan yang pertama di ASEAN sebagai kompetisi atau liga terbaik.Timnas nya pun lumayan kuat di ASEAN. Tapi sayang, pada saat itu banyak asumsi pada publik sepak bola tentang banyak nya pengaturan skor dan kebijakan-kebijakan yang menyimpang sehingga Nurdin di minta turun.

Djohar adalah ketua PSSI yang terburuk sepang sejarah, dan Arifin Panigoro adalah aktor penghancurnya!. dualisme yang ada saat ini adalah ilah dari Arifin, LPI yang musim lalu adalah kompetisi ilegal tiba-tiba sekarang menjadi legal dan ISL menjadi haram. Pemain yang berlaga di ISL pun tak di perbolehkan membela timnas, sampai akhirnya pada tanggal 29 Februari 2012 dalam laga trakhir babak ketiga kualifikasi piala dunia Indonesia di hajar 10-0 oleh Bahrain. Pemain-pemain yang mengenakan seragam berlambang garuda adalah pemain yang berlagadi LPI, padahal semua tahu bahwa tidak ada pemain berkualitas di LPI hanya ada sekitar 20% - 30% pemain-pemain bagus yang memang pantas masuk timnas, sisanya adalah "pemain tarkam".

Jujur saja kami malu, kami hanya ingin yang terbaik untuk negara ini. untuk anda di sana yang saya kira cukup pintar untar mengurusi sepak bola, kami hanya ingin melihat Indonesia berjaya. Kesampingkan lah kepentingan pribadi dan golongan kalian, satukan pikiran untuk kemajuan. Sebuah rasa haru ketika kami datang kestadion untuk menyaksikan Timnas berlaga, meskipun harus berdesakan, menunggu berjam-jam, kepanasan itu semua kami lakukan hanya untuk mendukung timnas. Kmi sudah menunjukan rasa cinta yang kami kepada bangsa ini lewat sepak bolanya, rasa nasionalisme kami yang secara alami tumbuh ketika timnas berlaga.

Para pemain pun sama, mereka ingin memperjuangkan nama bangsa dengan permainan gemilangnya, ingin membayar jasa penonton yang telah rela mendukung dengan goal-goal nya. Jangan halangi mereka untk berjuang, jangan buat mereka yang pantas hanya bisa duduk dan menagis ketika Timnas kalah dan berisi pemain-pemain bermental tempe. Kami para pencinta sepakbola sudah keyang dengan kekalahan dan kehancuran. REVOLUSI PSSI SEKARANG JUGA !!!!