Selasa, 28 September 2010

Kemunafikan

Munir
















"Siapa yang berkata benar, 
maka ia yang akan mati lebih dahulu"

"Seorang aktivis HAM yang kematiannya sampai sekarang belum terungkap"

Soe Hok Gie














"Lebih baik di asingkan dari pada menyerah pada kemunafikan"

Seorang yang sangat inspiratif buat diri gw.
serang aktivis, pujangga, sekaligus pecinta alam.
gie sangat menentang ketidak adilan dan korup si di jaman presiden soekarno.

Kenapa gw katakan dia sebagai pujangga?
puisi-puisi yang di buatnya sungguh luar biasa, dimana alam, cinta, dan kehidupan juga di tuangkannya ke dalam puisi-puisinya. tidak heran jika banyak yang mengagumi puisi karyanya.
 berikut adalah salah satu puisi karya soe hok gie;

“akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru”


sumber ; google.com

"Jangan pernah takut 
untuk mengatakan kebenaran,
karna kebanaran adalah kesucian dan keabadian"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar