Senin, 21 Maret 2011

Aris Santoso : "Kita Tidak Jadi Bahan Tertawaan Bangsa Lain Saja Rasanya Itu Sudah Cukup"

Judul di atas adalah sebuah kutipan yang saya kutip dari buku SOE HOK GIE ... SEKALI LAGI.
Ada yang membuat saya tertarik untuk menulis di blog ini untuk membahas tentang kutipan dari Aris Santoso. Sedikit terkejut ketika saya membaca halaman 334 tepat di paragraf akhir. Mungkin yang membuat saya terkejut adalah makna dari kutipan di paragraf akhir tersebut, coba anda baca baik-baik kutipan ini : " Sebagai mantan aktivis, saya masih memiliki sebersit harapan terhadap bangsa ini. Kita tidak perlu lebih maju atau lebih ungul dari bangsa lain, khusus nya di kawasan Asia Tenggara. Kita tidak jadi bahan tertawaan bangsa lain saja rasanya itu sudah cukup".

Apa yang ada dalam fikiran anda setelah anda membaca kutipan tersebut?. Saya merasa miris, apakah sebegitu buruk nya negara kita sampai-sampai seorang mantan aktivis pun bisa berfikir demikian. Indonesia adalah bangsa yang besar dengan segala potensi yang ada, tapi kenapa negara ini terus berpacu melawan kemiskinan?. Di jalan raya mobil-mobil mewah dan bermerek sibuk lalu-lalang tapi di pinggir jalan raya banyak gembel yang duduk meminta belas kasihan kepada orang-orang yang lewat di depannya.

Sebenarnya siapa yang salah? sebenarnya siapa yang membuat negara kita ini begitu rendah nya?. Mungkin para petinggi di negara ini terlalu pintar untuk membohongi rakyat nya dan terlalu bodoh mengurusi negara. Menjadi bahan tertawaan itu sengguh memalukan, apalagi untuk bangsa sebesar Indonesia ini. Terlalu banyak mungkin dosa negara tercinta ini sehingga tuhan marah dan memberi kita semua murkanya.

Harus nya mereka sadar, bahwa negara ini adalah milik 200juta jiwa bukan milik mereka sendiri. Kita sebagai pemuda, sebagai generasi penerus, harus lebih baik dari mereka yang tidak lebih hanya membuang-buang waktu tanpa hasil nyata, dan kita adalah generasi penerang untuk Indonesia yang lebih maju. Sayang sekali Gie mati muda, jika Gie belum mati mungkin Indonesia tidak seperti sekarang.

Soe Hok Gie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar